Tanaman buah dalam pot atau biasa dikenal dengan tabulampot adalah cara menanam tanaman buah dengan media yang minimalis. Terutama bagi mereka yang berkeinginan memiliki tanaman buah tapi tidak memiliki lahan yang cukup.
Teknik penanaman ini dapat dikatakan unik, karena tanaman yang ditanam memiliki ukuran fisik yang cenderung kecil. Meskipun demikian, buah yang dihasilkan tidak kalah dengan tanaman buah yang berfisik besar dan ditanam di lahan yang luas.
Jenis dari tanaman buah yang dapat di kembangkan dengan teknik ini pun berupa-rupa. Untuk lebih mengetahui lengkapnya, mari simak tulisan di bawah ini.
A. Mempersiapkan Bibit Tanaman Buah Dalam Pot
Pada umumnya, terdapat dua jenis bibit yang bisa anda gunakan dalam metode tabulampot ini. Jenis bibit yang pertama adalah bibit yang diperoleh melalui perbanyakan vegetatif. Sedangkan yang kedua adalah bibit yang diperoleh melalui perbanyakan generatif.
Bibit vegetatif adalah bibit yang diperoleh tanpa melalui adanya proses perkawinan atau peleburan antara sel jantan dan betina. Contohnya seperti cangkok, okulasi, penyambungan, dll.
Sedangkan bibit generatif adalah kebalikan dari bibit yang diperoleh secara vegetatif. Contohnya adalah bibit yang diperoleh dari tunas biji alami.
Untuk penanaman bibit pada teknik tabulampot ini disarankan menggunakan bibit vegetatif.
Mengapa demikian? Karena kelebihan dari bibit vegetatif ini yakni mewarisi sifat yang sduah dapat dipastikan sama dengan tanaman induknya. Sebagai contoh, bibit tanaman kelengkeng yang diperoleh dari hasil cangkokan pohon indukan yang berbiji kecil, kaya akan daging, dan manis.
Maka sudah dapat dipastikan bahwa bibit yang dihasilkan akan memiliki sifat yang sama dengan pohon indukan, yakni berbiji kecil, kaya akan daging, dan manis.
Selain itu, kelebihan dari bibit vegetatif ini adalah memiliki waktu berbuah yang lebih cepat. Sedangkan kekurangannya adalah akar yang tidak kuat dan mudah roboh.
B. Mempersiapkan Media Tanaman Buah Dalam Pot
Media tanaman yang baik adalah media yang dapat memberikan kenyamanan, dan dapat menyimpan air serta menjaga kebutuhan nutrisi tanaman yang ditanam. Hal ini sejalan sebagaimana media tanam pada jenis tanaman pangan.
Berikut ini adalah beberapa media yang harus disiapkan sebelum melakukan penanaman tabulampot.
- Saran pertama adalah media tanam dengan mencampurkan tanah, kompos, dan arang sekam dengan perbandingan komposisi 1 : 1 : 1.
- Hindarkan tanah dari kontaminasi zat kimia.
- Jika tanah yang hendak digunakan mengandung pH yang cukup tinggi, anda bisa menggunakan kapur atau dolomit sebagai bahan campuran tanah agar pH pada tanah menurun tingkat keasamannya.
- Persiapkan media pot berbagai ukuran (medium-large). Media pot tersebut dapat terbuat dari bahan tanah liat, plastik, logam, dan kayu. Disarankan untuk menggunakan media pot yang terbuat dari bahan kayu karena memiliki pori-pori yang dapat menjaga suhu dan kelembapan tanah.
- Pecahan genteng, sabut kelapa/ ijuk.
- Siapkan bibit tanaman yang hendak ditanam.
C. Proses Penanaman
Pada proses penanaman, tidak bisa dilakukan secara serampangan dan asal-asalan. Karena sudah pasti tidak akan menghasilkan tabulampot sesuai yang diharapan.
Setelah persiapan media tanam terpenuhi, langkah selanjutnya adalah melakuakn proses penanaman. Langkah-langkah yang bisa anda lakukan yakni:
- Pilih pot dengan ukuran sedang (medium). Media pot ini dapat diganti manakala tabulampot telah tumbuh besar.
- Bersihkan media tanam dari segala kotoran yang menempel didalamnya.
- Letakkan pecahan genteng dan lapisi dengan sabut kelapa/ ijuk pada bagian dasar pot.
- Isi pot dengan bibit (diletakkan di tengah pot) dan media tanam yang telah dipersiapkan sebelumnya (campuran tanah, kompos, dan arang sekam). Timbun bibit sampai pangkal batang.
- Pangkas sebagian batang dan daun untuk mengurangi penguapan.
- Padatkan media tanam dan pastikan bibit tidak mudah roboh.
- Letakkan pada tempat yang teduh (intensitas cahaya matahari yang tidak terlalu tinggi). Setelah tanaman berusia satu minggu lebih, anda bisa meletakkannya di lokasi yang lebih terbuka dan terkena sinar matahari yang lebih tinggi.
D. Proses Perawatan
Setelah tahap penanaman selesai, maka berlanjutlah pada tahap penting lainnya, yakni proses perawatan. Dikatakan penting karena hasil yang kelak anda rasakan sangat bergantung pada proses perawatan ini. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan antara lain:
1. Penyiraman Rutin
Penyiraman rutin ini dilakukan manakala telah memasuki musim kemarau. Anda bisa melakukan penyiraman sebanyak dua kali dalam sehari, yakni di waktu pagi dan petang.
Namun, apabila memasuki musim penghujan, anda hanya perlu menyiramnya apabila tanah dan tanaman terlihat kering.
Jika tabulampot yang anda miliki berjumlah sedikit, anda bisa menyiramnya dengan cara manual. Yakni bisa menggunakan ember atau selang air. Akan tetapi, apabila tabulampot yang anda tanam berjumlah banyak, cara tersebut akan menyusahkan dan meleleahkan anda.
Solusinya adalah, anda dapat membuatkan sistem irigasi tetes agar tanaman anda tetap mendapatkan asupan air dan menghemat tenaga yang anda digunakan.
2. Pemangkasan Rutin
Tujuan dari tahap pemangkasan ini ialah untuk membentuk tanaman agar lebih terlihat rapih dan indah. Selain itu, tujuan utamanya adalah agar semua bagian tanaman mendapatkan sinar matahari secara langsung dan merata.
Anda dapat menggunakan rumus 1 : 3 : 3 sebagai acuan dalam pemangkasan ini. Yakni, pada 1 batang utama terdapat 3 batang sekunder, dan disetiap batang sekunder terdapat 3 batang tersier.
Saat proses pemangkasan, perhatikanlah bagian batang mana yang terlihat sehat dan bagian batang mana yang terkena hama atau penyakit.
Terdapat 2 tipe dalam proses pemangkasan ini, anatara lain:
- Pemangkasan Produksi; Dilakukan pada bagian tunas air dengan tujuan merangsang tumbuhnya bunga pada tanaman. Pemangkasan ini juga dilakuakn apabila terdapat batang yang terkena hama atau penyakit.
- Pemangkasan Peremajaan; Dilakukan manakala tumbuhan telah berusia tua. Hal ini dilakukan untuk merangsang tumbuhnya tunas batang baru pada bagian yang telah dipangkas.
3. Pemupukan Rutin
Tujuan dari pemupukan ini sudah jelas agar kandungan nutrisi pada media tanam (tanah) tetap terjaga ketersediaanya. Anda bisa memberikan pupuk setelah satu bulan bibit ditanam. Selanjutnya anda bisa memberikan pupuk dengan periode 4 bulan sekali.
Disarankan untuk menggunakan pupuk organik berupa kompos, pupuk kandang, ataupun pupuk organik cair. Tujuan pemberian pupuk organik ialah pada kelebihan kandungan nutrisi dan unsur haranya yang lebih lengkap jika dibandingkan dengan pupuk kimia.
4. Penanggulangan Hama dan Penyakit
Sebenarnya, penanggulangan hama dan penyakit ini baiknya dilakukan semenjak dalam pemilihan bibit yang hendak ditanam. Karena bibit buah yang terbebas dari hama dan penyakit memiliki daya tahan yang lebih baik dan kuat.
Akan tetapi, pasca penanaman pun anda tetap harus memperhatikan kebersihan dari media tanam yang digunakan. Gunanya untuk menyingkirkan gulma yang tumbuh di sekitar media tanam.
Karena jika gulma yang ada tidak disingkirkan, akan mengganggu penyerapan nutrisi dan unsur hara pada tabulampot anda.
5. Mengganti Media Tanam
Pergantian media tanam (pot) ini dilakukan apabila tanaman buah yang anda tanam sudah tumbuh semakin besar dan membutuhkan media tanam yang lebih luas.
Anda bisa menambahkan media tanam (campuran tanah, pupuk, dan sekam bakar) baru ketika memindahkan ke tempat yang lebih luas agar asupan nutrisi dan unsur hara tetap terjaga.
E. Macam-macam Tanaman Buah Dalam Pot
Berikut ini adalah berbagai macam tanaman buah yang juga dapat dikategorikan ke dalam contoh tanaman hortikultura:
1. Kelengkeng/ Buah Longan
2. Jeruk
3. Pisang
4. Jambu Air
5. Buah Naga
6. Mangga
7. Anggur
8. Nangka
9. Lemon
Demikianlah pembahasan mengenai tanaman buah dalam pot ini. Semoga dapat menambah wawasan anda. Terimakasih.