Begitu banyak jenis hewan yang Tuhan ciptakan di dunia ini. Mulai dari pengelompokan berdasarkan kelas seperti mamalia, reptil, amfibi, dll. Hingga pengelompokan berdasarkan tempat hidupnya, seperti hewan yang hidup di air, darat, dll.
Namun, pada kesempatan kali ini saya akan menyajikan informasi mengenai beberapa hewan yang hidup di dalam atau di sekitar air.
Hewan-hewan berikut ini terdiri dari berbagai jenis kelas yang semuanya hidup tak jauh dari perairan. Apa saja macam hewan-hewan tersebut, simak ulasan singkatnya berikut ini yuk.
1. Ikan Hiu
Daftar hewan yang hidup di air pertama adalah ikan hiu. Ikan hiu adalah salah satu ikan predator yang memiliki reputasi sebagai binatang yang buas.
Ikan hiu berkembang biak dengan cara melahirkan. Meskipun demikian, tidak menjadikannya tergolong ke dalam kategori hewan mamalia.
Berbeda dengan ikan paus, ketika ikan hiu melahirkan, mereka tidak menyusui anaknya sebagaimana ikan paus. Ikan hiu lebih tepat jika digolongkan ke dalam jenis ikan (pisces) yang memiliki kerangka tulang rawan yang lengkap.
Ikan hiu juga termasuk ke dalam hewan berdarah dingin, yakni hewan yang suhu darahnya dapat menyesuaikan dengan suhu lingkungan sekitarnya. Hal ini berbeda dengan mamalia yang tergolong dalam hewan berdarah panas.
Jenis dari ikan hiu sendiri sangat beragam, seperti megalodon (hiu purba yang berukuran sangat besar), hiu macan, hiu paus, hiu kepala martil, dll.
2. Ikan Lumba-lumba
Ikan lumba-lumba berbeda dengan ikan hiu, binatang yang terkenal akan kecerdasannya ini tergolong dalam mamalia laut. Dikatakan demikian karena ikan lumba-lumba melahirkan dan menyusui anaknya sebagaimana mamalia pada umumnya.
Selain cerdas, ikan lumba-lumba adalah binatang perenang yang sangat cepat dan handal. Hal tersebut dikarenakan pada bagian kulitnya yang dapat memperkecil gesekan dengan air.
Karena hal ini lah, para perancang baju renang menggunakannya sebagai rancangan baju renang yang mirip dengan kulit ikan lumba-lumba.
Hal unik lainnya dari ikan lumba-lumba adalah kemampuannya dalam berkomunikasi dan menerima rangsangan yang disebut dengan sistem sonar.
Sistem sonar ini dapat mendeteksi benda-benda yang ada di depannya manakala ikan lumba-lumba sedang berenang cepat. Kemampuan ini kemudian diterapkan dalam teknologi pembuatan radar kapal selam.
3. Ikan Paus
Sama seperti ikan lumba-lumba, ikan paus juga tergolong dalam mamalia laut, hanya saja berukuran lebih besar.
Sebagaimana mamalia lainnya, ikan paus bernapas menggunakan paru-paru, memiliki kelenjar susu, memiliki rambut (pada paus dewasa), dan jantung dengan empat ruang.
Hari ini dikenal dengan dua kelompok ikan paus, yakni ikan paus bergigi (Odontoceti) dan ikan paus tak bergigi (Mysticeti).
Ikan paus bergigi berkerabat dekat dengan ikan lumba-lumba dan pesut. Ikan paus jenis ini memangsa ikan yang berukuran lebih kecil, sotong atau cumi-cumi.
Sedangkan ikan paus tak bergigi memiliki ukuran tubuh yang lebih besar jika dibandingkan dengan ikan paus bergigi.
Selain itu, ikan paus tak bergigi memiliki struktur penyaringan yang disebut balin. Balin bekerja sebagai sistem penyaring manakala ikan paus ini membuka mulutnya di bawah permukaan air dan menghisapnya.
Tujuan dari penghisapan air tersebut ialah untuk menyaring makanan berupa plankton yang terdapat di dalam air.
4. Ikan Pari
Ikan pari secara umum dapat ditemukan di perairan pantai dangkal di laut yang sedang. Sebagian spesies ikan pari menghabiskan waktunya dengan cara berdiam menguburkan dirinya di pasir, dan hanya bergerak mengikuti arus pasang surut air.
Tubuh ikan pari memiliki warna yang mencerminkan bayangan dasar laut, hal itu memudahkan untuk menyamarkan dirinya dari hiu pemangsa dan predator lainnya.
Tubuhnya yang pipih terdiri dari sirip dada yang menyatu dengan kepala dan ekornya.
Matanya menatap ke luar dari sisi punggungnya, sedangkan insang, mulut, dan lubang hidungnya terletak di bagian bawah tubuhnya, yakni pada bagian perutnya.
Sebagian ilmuan menganggap bahwa mata ikan pari tidak terlalu berperan penting dalam perburuan. Akan tetapi, ikan pari dilengkapi sensor listrik yang disebut ampullae of Lorenzini.
Sensor listrik tersebut terletak di sekitar mulut ikan pari, organ-organ sensor ini merasakan muatan listrik alami dari mangsa potensialnya.
Ikan pari berenang dengan pola meliuk-liuk seperti gelombang, sebagian lain berenang dengan cara mengepakkan bagian tubuh sampingnya seperti sayap.
Ekor ikan pari dapat digunakan sebagai alat untuk bermanuver ketika berenang. Selain itu, bagian ini mengandung racun dan sangat berbahaya bagi manusia dan hewan lainnya.
Bahkan meskipun ikan pari telah mati, bagian ekornya tetap menghasilkan racun dan berbahaya manakala tersentuh oleh makhluk lain.
5. Kura-kura
Kura-kura adalah hewan yang hidup di air yang termasuk dalam kategori hewan reptil. Hewan yang memiliki ciri khas berupa tempurung/ batok sebagai tempat berlindungnya ini sangat akrab dengan kehidupan manusia.
Pasalnya, sebagian dari spesies kura-kura kerap dijadikan hewan peliharaan yang di tempatkan di kolam atau aquarium.
Hewan ini masih berkerabat dekat dengan penyu dan bulus (labi-labi). Kura-kura juga dapat digolongkan ke dalam hewan yang hidup di darat.
6. Penyu
Penyu adalah hewan air yang masih memiliki kekerabatan sangat dekat dengan kura-kura. Hal ini terlihat dari bagian tubuh yang sama-sama memiliki cangkang berupa tempurung/ batok.
Berbeda dengan kura-kura, penyu tak dapat memasukkan kepala dan kakinya ke dalam batoknya manakala terancap oleh gangguan makhluk lain.
Akan tetapi, penyu memiliki sepasang tungkai (tangan) depan berupa pendayung yang memberinya ketangkasan dalam berenang dan lari dari ancaman yang mengintainya.
7. Cumi-cumi
Cumi-cumi tergolong dalam kelompok hewan cephalopoda besar atau jenis mollusca yang hidup di air. Selian itu, cumi-cumi juga tergolong dalam kelompok hewan avertebrata atau hewan tak bertulang belakang.
Sebagian besar jenis cumi-cumi dimanfaatkan oleh manusia sebagai bahan makanan yang lezat.
Terdapat satu jenis cumi-cumi laut dalam yang disebut dengan “Heteroteuthis” yang memiliki kemampuan memancarkan cahaya.
Kemampuan itu disebut luminasi; yang terjadi pada bagian organ tubuh cumi-cumi yang terletak pada ujung suatu juluran panjang yang menonjol pada bagian depan.
Selain itu, cumi-cumi laut dalam ini dapat menyemprotkan cairan bercahaya apabila merasa terancam. Proses ini sama halnya seperti pada cumi-cumi biasa yang menyemprotkan tinta.
8. Gurita
Sebagaiman cumi-cumi, gurita juga termasuk dalam hewan jenis mollusca dari kelas Cephalopoda.
Akan tetapi, tidak seperti cumi-cumi yang berhabitat di dalam air sepenuhnya, gurita lebih banyak menghabiskan waktunya di antara terumbu karang yang dekat dengan permukaan air.
Hal tersebut juga dimaksudkan sebagai media perlindungan manakala dirinya terancam oleh predator lain yang hendak memangsanya. Sehingga gurita bisa leluasa masuk ke dalam celah terumbu karang karena badannya yang lentur dan fleksibel.
9. Ubur-ubur
Ubur-ubur atau jellyfish dalam bahasa Inggris ini adalah hewan avertebrata yang berasal dari filum Cnidaria yang berbentuk menyerupai payung dan bertentakel.
Hewan air ini terbagi menjadi 4 kelas, yakni:
- Scyphozoa; Ubur-ubur sejati.
- Staurozoa; Ubur-ubur bertangkai.
- Cubozoa; Ubur-ubur kotak.
- Hydrozoa; Ubur-ubur berkoloni.
Struktur tubuh dari ubur-ubur sangat sederhana. Hampir seratus persen tubuhnya terdiri dari air. Ubur-ubur tak memiliki otak dan jantung, akan tetapi memiliki sistem saraf di sekujur epidermisnya.
Ukuran dari ubur-ubur pun sangat beraneka ragam, bahkan terdapat ubur-ubur dari jenis Cyanea capilata yang ukuran panjang tubuh seluruhnya mencapai 36,5 meter.
Selain itu, terdapat jenis ubur-ubur yang sangat mematikan yang berasal dari spesies ubur-ubur kotak yang disebut dengan sea wasp (Chironex fleckeri) atau tawon laut.
Ubur-ubur tersebut memiliki 15 tentakel yang panjangnya mencapai sekitar 3 meter. Pada setiap tentakelnya terdapat sel penyengat racun berjumlah sekitar lima ratus ribu sel.
Pada setiap sel beracun tersebut dapat membunuh hingga 60 orang dalam waktu beberapa menit dikarenakan reaksi dari racun yang sangat cepat.
10. Belut Laut
Belut laut atau yang biasa disebut dengan moray ini termasuk dalam kumpulan belut berfamili Muraenidae.
Jenis belut ini dapat ditemukan diperairan tropis dan subtropis yang cenderung hangat. Sebagian besar dari moray banyak menghabiskan waktunya di antara terumbu karang pada kedalaman beberapa meter.
Sebagian jenis moray juga dapat ditemukan di perairan tawar.
Moray termasuk dalam jenis hewan yang pemalu dan tidak agresif. Kebanyakan dari mereka mengeluarkan kepalanya dan memamerkan mulutnya yang penuh dengan gigi tajam di antara terumbu karang.
Gigi yang tajam ini sangat berbahaya dan dapat menimbulkan luka yang cukup serius jika terkena gigitannya.
Belut moray berburu hewan Mollusca seperti cumi-cumi, gurita, bangkai hewan dan ikan-ikan yang berukuran kecil sebagai makannya.
11. Kuda Laut
Kuda laut adalah hewan yang hidup di air dan tergolong ke dalam jenis ikan. Dikatakan demikian karena kuda laut termasuk dalam kelas Actinopterygii yang merupakan klasifikasi untuk ikan.
Kepala dari kuda laut ini menyerupai kuda daratan. Pada tubuhnya memiliki sirip dorsal (punggung) dan sirip pectoral (dada). Berenang menggunakan bantuan ekor.
Hewan ini dapat dijumpai diperairan dangkal dengan kedalaman kurang dari 20 meter. Umumnya mereka beraktifitas di sekitar ekosistem terumbu karang. Beberapa jenisnya ada yang ditemukan di perairan mangrove.
Terdapat sembilan jenis kuda laut yang telah ditemukan di periaran Indonesia, yakni:
- Hippocampus comes
- Hippocampus histrix
- Hippocampus spinosissimus
- Hippocampus trimaculatus
- Hippocampus bargibanti
- Hippocampus kelloggi
- Hippocampus kuda
- Hippocampus pontohi
- Hippocampus barbouri
Kuda laut memiliki siklus reproduksi yang terbilang cukup unik. Dimana kuda laut jantan lah yang akan mengandung dan melahirkan anak-anaknya.
Kuda laut memangsa semua jenis hewan air yang berukuran kecil seperti larva ikan, udang, dan plankton.
Untuk menghindari dirinya dari predator, kuda laut berkamuflase dengan cara merubah warna kulitnya dalam beberapa waktu sehingga sama dengan lingkungan sekitarnya.
12. Ular Laut
Ular laut (Hydrophidae) adalah anak suku dari suku ular berbisa Elapidae yang semuanya hidup di dalam laut. Nama ilmiah dari ular laut ini sesuai dengan ciri-cirinya; Hydro: air/ perairan/ laut, Ophis: ular.
Habitat dari ular laut biasanya mendiami lautan tropis. Terutama di samudra India bagian tengah dan utara, serta bagian barat samudra Pasifik.
Jenis dari ular laut ini terbilang cukup beragam. Tetapi semuanya memiliki kesamaan pada bisa (racun) yang dapat dikatakan sangat mematikan. Konon katanya, bisa dari ular laut ini 60 kali lebih kuat jika dibandingkan dengan bisa ular kobra.
Bahkan terdapat jenis ular laut yang kekutan bisanya mencapai 700 kali bisa ular kobra. Ngeri ya.
Meskipun memiliki bisa yang sangat mematikan, ular laut ini sangat jarang sekali menggigit manusia. Hal tersebut dikarenakan ukuran mulutnya yang kecil.
Walaupun demikian, ular laut tetap menjadi momok yang menakutkan bagi para nelayan di lautan.
Sebelumnya terdapat 17 genus ular laut, namun para ilmuan melakukan studi DNA kembali hingga akhirnya sepakat menetapkan ular laut menjadi 9 genus, diantaranya:
- Aipysurus
- Ephalophis
- Emydocephalus
- Hydrophis
- Hydrelaps
- Kolpophis
- Laticauda
- Parahydrophis
- Thalassophis
Klik disini untuk mengetahui uniknya binatang pemakan semut!
13. Bintang Laut
Hewan yang hidup di air selanjutnya dalah bintang laut. Dalam bahasa Inggris, bintang laut disebut dengan starfish (ikan bintang), meskipun demikian hewan ini sangat jauh hubungannya dengan ikan.
Bintang laut tidak bernapas menggunakan insang dan berenang menggunakan sirip layaknya ikan pada umumnya. Bintang laut bergerak dengan cara menjulurkan kaki-kakinya yang berupa lengan.
Bintang laut merupakan hewan avertebrata (tak bertulang berlakang) yang semi radial dan pada umumnya memiliki lima lengan atau lebih. Bintang laut memiliki duri-duri di permukaan tubuhnya yang halus.
Sebagaimana cicak, bintang laut memiliki kemampuan autotomi, yakni dapat memutuskan bagian tubuhnya manakala merasa terancam. Bagian tubuh yang terputus tersebut pada akhirnya akan tumbuh kembali.
Warna dan spesies dari bintang laut ini sangat beragam. Terdapat 2000 jenis bintang laut dengan berbagai warna yang tersebar di berbagai zona seperti interdial, perairan dalam, perairan daerah tropis maupun daerah dingin.
Bintang laut termasuk dalam jenis hewan detrivora atau hewan pemakan materi organik seperti kotoran dan bangkai hewan laut.
14. Gajah Laut
Gajah laut termasuk dalam kelompok mamalia laut yang dapat berjalan di darat dengan menggunkan siripnya, atau disebut dengan hewan Pinnipedia.
Dari jenis hewan Pinnipedia lainnya seperti, walrus, singa laut, dan anjing laut, gajah laut memiliki ukuran badan yang paling besar.
Pada perbedaan jenis kelamin juga dapat diketahui melalui ukuran tubuh. Dimana ukuran gajah laut jantan lebih besar dibandingakn dengan ukuran gajah laut betina.
Sebagaimana gajah di darat, gajah laut pun memiliki belalai yang berfungsi sebagai pembesar suara. Berbeda dengan gajah di darat yang memiliki belalai dengan fungsi yang bermacam-macam.
Terdapat fakta menarik dari gajah laut ini. Gajah laut merupakan hewan yang hidup secara berkelompok.
Dalam setiap kelompok terdapat pemimpin yang disebut dengan pejantan alfa. Dimana pejantan alfa tersebut bebas mengawini betina manapun dalam kelompok yang ia pimpin.
Hal itu terjadi sampai terdapat pejantan lain yang dapat mengalahkan dan menggantikan posisinya sebagai pejantan alfa.
15. Landak Laut (Bulu Babi)
Landak laut (Echinoidea) atau yang dikenal dengan bulu babi ini merupakan hewan laut yang memiliki bentuk tubuh bulat dan berduri pada bagian kulitnya yang dapat digerakkan.
Terdapat 950 spesies yang dapat ditemukan di daerah pasang surut sampai di kedalaman 5000 meter. Dari 950 spesies tersebut, 84 di antaranya dapat ditemukan di Indonesia.
Landak laut akan terlihat di perairan dekat dengan pesisir pantai sebab terbawa arus gelombang air. Duri-duri pada landak laut dapat digerakkan, berfungsi sebagai alat berpindah diri dan perlindungan dari serangan makhluk lain.
Landak laut mengkonsumsi tanaman dan hewan laut seperti ganggang, alga, rumput laut, dan partikel organik lainnya sebagai makanannya.
Duri dari landak laut ini cukup berbahaya karena tajam dan mengandung racun. Apabila terkena tusukan dari durinya, biasanya akan memberikan efek sperti perih, gatal-gatal, pegal, bahkan nyeri di sekujur tubuh.
Langkah yang dilakukan manakala tertusuk duri landak laut ini adalah dengan melepaskan duri yang masih menancap menggunkan alat penjepit (pinset).
Selanjutnya menyiram bekas tusukan duri menggunakan cairan amoniak alami (air seni) untuk melunturkan racun-racun yang terdapat di kulit yang terkena tusukan duri tersebut.
16. Lobster
Lobster adalah hewan air tegolong dalam salah satu Crustacea laut yang sebagian jenisnya aktif di malam hari.
Secara bentuk tubuh, lobster memiliki bentuk yang sama dengan jenis udang-udangan lainnya. Hanya saja lobster memiliki cangkang kulit yang lebih keras dan berwarna. Sebagian jenis lobster memiliki duri-duri pada cangkang kulitnya.
Selain itu, lobster memilki tubuh yang kaku, lima pasang kaki, satu pasang termodifikasi (seperti lengan) sebagai penjepit dengan ukuran yang berbeda pada salah satunya. Memiliki mata majemuk dan sepasang antena yang panjang.
Memiliki ekor berotot seperti sirip dan kaki-kaki kecil pada bagian perut yang berfungsi sebagai alat untuk berenang.
Lobster hidup bersembunyi di antara batu-batu dan terumbu karang di dalam laut.
Ia mencari binatang yang mati sebagai makanannya, akan tetapi juga memakan binatang lain yang masih hidup. Selain itu, lobster juga memakan rumput laut, hewan mollusca, dan avertebrata lainnya.
17. Udang
Udang adalah sebutan umum bagi kelompok hewan air yang tergolong dalam bangsa Dekapoda dari Krustasea.
Penyebutan udang ini sesungguhnya melingkup beberapa kelompok hewan yang berbeda, akan tetapi masih berkerabat dekat. Dalam bahasa Inggris, jenis-jenis dari hewan Dekapoda ini dikenal sebagai shrimp, prawn, lobster, dan crayfish.
Sebagian jenis udang hidup di perairan laut dan sebagian hidup di perairan tawar.
18. Salamander
Salamander adalah sebutan umum bagi sekitar 550 spesies amfibi. Memiliki penampilan tubuh yang menyerupai kadal, memiliki kulit yang lembab (seperti belut), berhidung pendek, dan ekor yang panjang serta sedikit pipih.
Sebagian besar salamander memiliki empat jari pada kaki depan dan lima jari pada kaki bagian belakang. Tergolong dalam hewan bertulang belakang atau vertebrata.
Dikarenakan kulit mereka yang lembab, salamander lebih suka menghabiskan waktunya di habitat yang dekat atau di dalam air, seperti sungai, kolam, rawa-rawa dan daerah lembab berair lainnya.
Salamander termasuk dalam kategori hewan yang aktif di malam hari (nokturnal), akan tetapi tak jarang juga mereka aktif di siang hari.
Beberapa spesies salamander memiliki racun yang berbahaya dan bahkan memiliki gigi.
Ukuran dari salamander ini cukup beragam, bergantung pada spesiesnya. Sebagai contoh adalah slamander raksasa Cina yang dapat tumbuh hingga panjang 5 kaki.
Salamander juga memiliki kemampuan unik layaknya cicak, yakni dapat menumbuhkan kembali bagian tubuhnya yang hilang/ terputus, kemampuan ini disebut dengan autotomi.
19. Kepiting
Kepiting atau ketam adalah anggota krustasea berkaki sepuluh. Tubuh kepiting dilindungi oleh cangkang yang sangat keras yang terbentuk dari zat kitin.
Persebaran dari kepiting terdapat di semua samudra di dunia. Selain itu terdapat pula kepiting yang berhabitat di air tawar (sungai, rawa-rawa, danau) bahkan di darat, khususnya pada wilayah-wilayah tropis.
Sebagaimana penjelasan sebelumnya, kepiting sejati memiliki lima pasang kaki (berkaki sepuluh). Sepasang kaki pada bagian paling depan termodifikasi menjadi sepasang capit yang berbeda ukuran dan tidak digunakan untuk bergerak.
Sebagian besar kepiting air memangsa ikan-ikan kecil atau hewan-hewan air yang berukuran kecil lainnya. Sedangkan kepiting darat memakan daging dari buah kelapa yang mereka dapat dari pohonnya atau yang jatuh di permukaan tanah.
20. Kerang
Kerang adalah hewan air yang termasuk dalam jenis Mollusca atau hewan berbadan lunak. Secara umum, kerang-kerangan memiliki sepasang cangkang yang terhubung dengan suatu jaringan ikat yang disebut ligamen.
Selain itu, kerang-kerangan memiliki dua otot adduktor yang terletak di dalam cangkang yang berfungsi sebagai pengatur terbuka dan tertutupnya cangkang.
Organ tubuh dari kerang sangat sederhana. Terdiri dari mulut, jantung, ginjal, dan anus. Kerang dapat bergerak menggunakan “kaki” berupa organ pipih yang dikeluarkan dari cangkangnya sewaktu-waktu.
21. Walrus
Walrus adalah satu-satunya spesies yang masih hidup dari famili Odobenidae dan genus Odobenus.
Ciri fisik dari walrus yang paling mencolok adalah gading yang menjulur keluar mulutnya dan kumis yang menonjol. Walrus dapat dijumpai di dekat Lingkaran Arktik, di samudra Atlantik dan Pasifik.
Sebagian besar waktu mereka habiskan di lautan (samudra) yang terdapat es untuk berburu Mollusca.
Walrus realatif berumur panjang dan termasuk hewan sosial yang sangat mudah saling bergaul, saling berteriak, dan mendengus dengan keras. Menjadi sangat agresif manakala musim kawin tiba.
Selama abad ke-19 dan awal abad ke-20 masyarakat adat Kutub Utara telah berburu walrus untuk diambil gading, daging, lemak, kulit, dan tulangnya.
22. Dugong (Duyung)
Dugong (Dugong dugon dari suku Dugongidae) atau duyung adalah mamalia laut yang merupakan salah satu anggota sapi laut yang masih bertahan hidup selain Manataee. Hewan laut ini dapat hidup mencapai usia 22-25 tahun.
Merupakan satu-satunya sapi laut yang dapat ditemukan di kawasan perairan sekurang-kurangnya di 37 negara di wilayah Indo-Pasifik.
Dugong juga termasuk ke dalam hewan herbivora atau hewan pemakan tumbuhan (daun-daunan) seperti rumput laut.
Populasi dari dugong ini hampir mencapai kepunahan karena jumlahnya yang semkain berkurang akibat perburuan daging dan minyaknya.
23. Lembu Laut
Lembu laut (Manataee) adalah kerabat dekat dari dugong atau duyung. Sebagaimana dugong, lembu laut juga tergolong dalam mamalia laut dan herbivora.
Berbeda dengan dugong, lembu laut berasal dari famili Trichechidae. Perbedaan lainnya terletak pada tengkorak dan bentuk ekor.
Ekor dari lembu laut berbentuk seperti pendayung, sedangkan ekor dugong bercabang.
Lembu laut banyak mendiami kawasan pesisir dengan rawa yang dangkal di Amerika Utara, Tengah, Selatan, pantai barat Afrika dan laut Karibia.
24. Udang Mantis
Apakah kamu pernah mendengar hewan yang bernama udang mantis? Meskipun dinamakan udang mantis, hewan yang hidup di air ini masuk ke dalam ordo stomatopoda yang berbeda dengan jenis atau spesies udang-udangan.Udang mantis hidup di daerah tropis maupun subtropis dengan kedalaman air yang cenderung dangkal. Ia tergolong ke dalam hewan karnivora, atau hewan yang bertahan hidup dengan memakan daging.
Hewan ini adalah pemburu yang sangat aktif dan agresif, khususnya pada malam hari. Karena udang mantis lebih aktif berburu pada malam hari sehingga ia dikaruniai pengelihatan yang sangat tajan dan baik.
Disaat berburu menunggu mangsa (atau beristirahat), udang mantis biasanya akan bersembunyi (berkamuflase) dengan cara mengubur diriya dengan pasir.
Demikianlah sekilas info mengenai berbagai hewan yang hidup di air. Semoga dapat menambah wawasan para pembaca semua, terimakasih.