Jangkrik merupakan jenis serangga yang banyak dimanfaatkan sebagai pakan dari hewan peliharaan lain. Baik itu sebagai pakan burung, reptil, ataupun ikan. Sehingga permintaan akan serangga jenis ini pun cukup ramai di pasaran. Banyak sekali cara budidaya jangkrik yang bisa anda praktikan jika anda tertarik untuk melakukannya.
Selain anda bisa menggunakan jangkrik sebagai pakan peliharaan anda sendiri, budidaya jangkrik ini dapat dijadikan sebagai peluang bisnis anda.
Menurut informasi yang saya dapatkan, harga jangkrik di pasaran dapat mencapai angka Rp 90.000/ kg nya, bahkan bisa lebih.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat anda praktikan dalam cara budidaya jangkrik.
A. Pemilihan Lokasi
Cara budidaya jangkrik yang pertama adalah pemilihan lokasi yang akan anda gunakan dalam beternak jangkrik agar hasilnya optimal. Anda dapat mengikuti beberapa tips di bawah ini:
- Pilihlah lokasi yang jauh dari keramaian, baik dari kegiatan manusia, ataupun keramaian lalu lalang kendaraan.
- Hindarkan dari terkenanya sinar matahari secara langsung.
- Jauhkan dari lokasi yang mudah terkena air.
- Hindari lokasi yang berpotensi terdapat hewan predator seperti cecak, tokek, semut, dan tikus.
- Lokasi beternak sebaiknya jauh dari kandang unggas yang dapat mengganggu proses budidaya jangkrik.
Pemilihan lokasi budidaya lebah madu juga penting loh, baca disini!
B. Perihal Kandang Jangkrik
Setelah anda mendapatkan lokasi yang cocok, cara budidaya jangkrik selanjutnya adalah memperhatikan kandang yang akan anda gunakan. Hal-hal yang harus anda perhatikan ialah:
1. Kriteria Tempat Ideal untuk Kandang Jangkrik
- Lantai dasar dapat berupa tanah biasa yang tidak kering ataupun lembab. Jika anda ingin melapisinya dengan cor semen, maka akan lebih baik.
- Dinding semi batako. 1,5 meter dapat berupa batako dan pada bagian atasnya dapat berupa asbes, terpal, atau bambu guna melancarkan sirkulasi udara.
- Tinggi atap berkisar 2.5-4 meter. Usahakan jangan terlalu tinggi dan jangan terlalu rendah agar suhu udara dalam ruangan tetap normal.
2. Persiapan Bahan Kandang
Sebelum anda melakukan pembuatan kandang, terdapat bahan-bahan yang harus anda siapkan terlebih dahulu, diantaranya:
- Kayu; Untuk membuat rangka kandang/ box.
- Kayu reng; Untuk memasang atap di atas pasak.
- Tripleks/ plywood; Sebagai bahan tembok/ dinding kandang.
- Lumpur sawah/ semen putih (mill); Untuk melumuri dinding kandang.
- Jaring; Untuk mencegah predator seperti cecak dan toktk masuk disaat kandang terbuka.
- Bambu; Untuk membuat tutup kandang dan dapat dipadukan dengan plastik terpal.
- Plastik terpal; Untuk penutup kandang.
- Solasiban/ lakban; Untuk pembatas bagian atas kandang agar jangkrik tak dapat kabur.
- Paku dan palu; Untuk merekatkan kayu/ tripleks hingga menjadi kandang/ box.
- Lem kayu; Membantu merekatkan rangka dan dinding box.
- 2-3 engsel; Dipasangkan pada penutup box kandang.
- Kasa kawat halus; Penutup lubang ventilasi.
- Bak yang diisi pasir sebagai media peneluran.
- Alat penyemprot air; Untuk menjaga kelembaban dalam proses penetasan telur jangkrik.
- Wadah kecil tempat minum dan kaki-kaki kandang.
3. Pembuatan Kandang
Jika bahan-bahan sudah tersedia, maka langkah selanjutnya adalah pembuatan kandang. Berikut step by step nya:
- Membuat rangka kotak/ box kandang menggunakan kayu/ kayu reng yang sebelumnya telah disiapkan. Box kandang ini memiliki ukuran panjang 100 cm, lebar 60 cm, dan tinggi 30-40 cm.
- Gunakan lem atau semen pada setiap sambungan bok (termasuk sudut box). Hal ini bertujuan agar anak jangkrik yang baru menetas (yang berukuran sangat kecil) tidak kabur melalui celah sambungan/ sudut box kandang.
- Buat penutup box mudah dibuka dengan menggunakan engsel.
- Pada kedua sisi box (depan dan belakang) diberi lubang ventilasi. Lubang ventilasi ini berukuran 50×7 cm, dan diposisikan 10 cm dari atas penutup box. Lubang ventilasi ini ditutup menggunakan kasa kawat halus agar jangkrik tak dapat kabur.
- Pada kedua sisi box lain (samping kanan dan kiri) diberi sedikit celah/ cantelan. Celah ini berfungsi sebagai pegangan disaat anda hendak menggeser atau memindahkan box kandang.
- Gunakan solasiban/ lakban pada permukaan atas bagian dalam box, kira-kira 10-15 cm dari penutup box. Solasiban ini berfungsi agar jangkrik tidak bisa merayap ke bagian atas box.
- Pasangkan kaki-kaki pada ke empat sudut box, dengan tinggi 15-20 cm. Kemudian tambahkan wadah kecil yang diberi air atau cairan lain (bisa oli) sebagai dudukan kaki-kakinya. Hal ini bertujuan untuk mencegah semut dan hewan lain masuk ke dalam kandang.
C. Cara Budidaya Jangkrik – Menyiapkan Bibit
Cara budidaya jangkrik selanjutnya ialah menyiapkan bibit yang hendak anda ternakan. Bibit jangkrik yang biasa di ternakan adalah jenis G. miratus dan G. testaclus.
Bibit jangkrik bisa anda peroleh dengan dua cara, yakni mencarinya di alam liar atau membelinya di toko pakan yang menyediakan pakan hidup.
Anda dapat menbedakan indukan jangkrik jantan dan betina dengan cara melihat ekor (yang menyerupai antena) yang berada di belakang tubuhnya.
Jangkrik jantan memiliki dua ekor, sedangkan jangkrik betina memiliki tiga ekor yang dimana ekor tengahnya adalah ovipositor.
Selain itu anda dapat membedakannya dengan cara memperhatikan kumpulan jangkrik tersebut manakala terdapat jangkrik yang bersuara nyaring.
Jika terdapat jangkrik yang mengembangkan (membuka) sayapnya untuk menghasilkan suara nyaring, dapat dipastikan bahwa jangkrik tersebut adalah pejantan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih indukan jangkrik:
- Antena masih panjang.
- Seluruh anggota badan jangkrik (kaki, sayap, dan ekor) masih lengkap.
- Dapat melompat dengan leluasa.
- Badan mengkilap.
- Pada indukan jantan dapat bersuara nyaring.
- Ukuran jangkrik betina terlihat sehat berisi.
D. Cara Budidaya Jangkrik – Praktik
Setelah semua cara budidaya jangkrik sebelumnya anda lalui, maka saatnya anda melakukan praktik untuk memulai beternak jangkrik.
Terdapat beberapa proses yang akan anda lakukan dalam beternak jangkrik, proses tersebut diantaranya:
1. Perkawinan Jangkrik
Sebelum memulai mengawinkan indukan jangkrik, sebaiknya anda menyiapkan kandang terpisah untuk tempat pembesaran anakan.
Suasana kandang disarankan agar dibuat seperti habitat aslinya. Anda dapat mengolekan tanah liat atau semen putih pada dinding kandang.
Selain itu anda dapat menambahkan dedaunan kering seperti daun pisang, daun jati, atau limbah serutan kayu.
Dalam proses ini, jenis dari indukan jangkrik yang akan dikawinkan harus berasal dari spesies yang sama.
Apabila indukan jangkrik ini berbeda spesies, kemungkinan besar proses perkawinan tidak akan terjadi. Campurkan indukan jantan dan betina dengan rasio perbandingan 2:10 (2 jantan 10 betina).
Punya ide budidaya burung walet? Baca dulu caranya disini!
Letakan bak pasir yang sebelumnya telah disiapkan sebagai tempat peneluran jika proses perkawinan telah terjadi.
Selama fase perkawinan, indukan jantan akan sering mengeluarkan suara yang nyaring. Jika perkawinan telah terjadi, maka indukan betina kan meletakan telurnya di dalm bak pasir tersebut.
Selama fase perkawinan ini, indukan jangkrik diharuskan mendapat asupan pakan yang baik. Pakan tersebut dapat berupa sawi, kangkung, bayam, kubis, daun pepaya, dan sayuran hijau lainnya.
Bersihkan pakan yang tersisa dan jangan sampai dibiarkan membusuk di dalam kandang.
2. Penetasan Telur
Setelah melalui fase perkawinan, telur jangkrik akan menetas sekama 7-10 hari. Pisahkan telur-telur tersebut maksimal 5 hari setelah indukan betina bertelur (sebelum menetas).
Hal ini bermaksud agar jangkrik indukan tidak memakan telurnya sendiri.
Pindahkan bak pasir yang sudah berisi telur ke dalam kandang penetasan sekaligus kandang pembesaran anakan. Telur yang telah dibuahi akan memiliki warna keruh (sebelumnya bening).
Telur akan menetas selama 4-6 hari.
Pada fase ini, kelembaban pada kandang harus terus dijaga. Anda bisa melakukannya dengan cara menyemprotkan air atau meletakan karung goni basah di atas penutup kandangnya.
3. Pemberian Pakan
Setelah telur-telur menetas, tahapan selanjutnya ialah memberikan pakan. Jangkrik yang baru menetas (usia 1-10 hari) diberikan pakan ayam berupa pur yang terbuat dari kedelai, beras merah, atau jagung kering yang dihaluskan.
Apabila anakan jangkrik sudah berusia di atas 10 hari, anda bisa memberikan pakan anakan jangkrik muda seperti pakan pada jangkrik dewasa.
4. Pemeliharaan Kandang
Beberapa hal yang harus anda perhatikan dalam pemeliharan kandang ini, diantaranya:
- Jaga kondisi kandang agar tetap lembab dan gelap.
- Hindarkan kandang dari gangguan hama.
- Berikan asupan pakan yang cukup. Jika pakan kurang, jangkrik akan memiliki karakter kanibal dan memakan sesamanya.
- Bersihkan pakan sisa agar tidak membusuk di dalam kandang.
- Periksalah air pada wadah kecil di kaki-kaki kandang. Jika air atau cairan lain telah sedikit, tambahkan dengan air atau cairan lain yang baru. Sebagaimana yang telah diterangkan sebelumnya, hal ini dimaksudkan untuk menjaga kandang dari hama berupa semut, dll.
5. Pemanenan
Setelah mencapai usia kurang lebih 30 hari atau sebulan, anda sudah dapat memanen jangkrik tersebut.
Selain jangkriknya, anda juga bisa memanen telur yang memiliki nilai jual lebih tinggi jika dibandingkan dengan jangkrik itu sendiri. Telur jangkrik bisa anda jual kepada para peternak jangkrik lainnya.
Demikianlah artikel mengenai cara budidaya jangkrik ini, semoga dapat menambah wawasan bagi anda semua yang membacanya. Terimakasih.