Makanan Tradisional Aceh – Aceh adalah sebuah provinsi di wilayah Indonesia bagian barat yang beribu kotakan Banda Aceh. Provinsi Aceh adalah wilayah yang memiliki sumber daya alam yang melimpah, yakni berupa gas alam dan minyak bumi.
Selain sumber daya alam berupa gas dan minyak bumi, Aceh juga memiliki hamparan hutan yang tersebar mulai dari daerah Kutacane sampai ke Ulu Masen di Aceh Jaya.
Daerah yang dijuluki dengan “Serambi Mekah” ini, selain kaya akan sumber daya alam dan hutannya, ternyata kaya juga akan sajian makanannya. Apa saja sajian makanan khas Provinsi Aceh tersebut, mari kita simak ulasannya di bawah ini.
Makanan Tradisional Aceh
1. Asam Udeung (Sambal Ganja)
Asam udeung adalah sambal yang dibuat berbahan dasar udang tanpa dimasak (mentah). Sambal dalam bagi orang Aceh disebut dengan istilah asam. Sambal ini paling nikmat dinikmati dengan menggunakan nasi putih hangat.
Meskipun namanya sambal ganja, sambal ini sama sekali tidak menggunkan ganja pada pembuatannya. Pemberian nama ini dikarenakan cita rasa sambalnya yang membuat siapa saja yang mencobanya menjadi ketagihan.
2. Bubur Kanji Rumbi
Rasa kebersamaan semakin terasa ketika bulan Ramadhan datang. Di Provinsi Aceh, terdapat tradisi buka puasa bersama yang berbeda dari biasanya. Disaat berbuka, orang-orang yang berpuasa biasa menyantap santapan bubur kanji rumbi ini.
Bubur yang kaya akan rempah ini memberikan sensasi hangat, dipercaya bisa merubah perut yang keroncongan seharian menjadi kenyang dan tenang.
3. Bulukat Kuah Tuhe
Warga Aceh menyebut beras ketan yang sudah dimasak dengan sebutan bulukat. Ketika bulan Ramadhan, kudapan ini menjadi menu takjil favorit warga Aceh. Bulukat kuah tuhe dicampur dengan kuah yang terbuat dari santan, potongan nangka, potongan pisang, garam, daun pandan, dan gula.
Cita rasanya yang unik, legit dan gurih membuat makanan ini menjadi sangat diminati. Selain sebagai hidangan bulan Ramadhan, bulukat kuah tuhe juga menjadi hidangan yang biasa disajikan saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
4. Eungkot Keumamah
Makanan ini terbuat dari “ikan kayu”. Dibilang ikan kayu karena tekstur dari ikan ini keras seperti kayu yang telah melalui proses penjemuran dan pengasapan. Sehingga ikan ini berwarna coklat tua dan sedikit gosong.
Karena cara penyajian makanan ini sangat unik, makanan ini wajib dicoba bagi anda yang mengaku sebagai pecinta kuliner tanah air.
Resep eungkot keumamah ini adalah makanan andalan para pejuang di saat melawan Belanda. Dibilang makanan andalan, karena makanan ini diolah sedemikian rupa agar tidak basi dan bisa bertahan lama.
5. Eungkot Paya
Eungkot paya adalah hidangan yang termasuk ke dalam jenis gulai. Masyarakat Aceh menjadaikan gulai ini sebagai masakan favorite yang sangat digemari. Gulai ini biasa dibuat sebagai masakan sehari-hari atau dijual dirumah makan di pinggir jalan.
Resep eungkot paya adalah warisan kuliner asli masyarakat serambi mekah. Kata eungkot berarti ikan, sedangkan paya atau payau berarti air tawar. Sehingga gulai eungkot paya berarti gulai yang dibuat dengan menggunakan ikan air tawar.
Jenis ikan air tawar yang biasa digunakan adalah jenis ikan gabus atau ikan ruan.
6. Kuah Beulangong
Kuah beulangong adalah makanan khas Aceh yang memiliki daya tarik tersendiri. Masyarakat Aceh, khususnya daerah Aceh Besar sudah menjadikan makanan ini sebagai salah satu makanan yang diminati sejak dulu hingga sekarang.
Bahkan wisatawan luar Aceh pun banyak yang menyukai kuah beulangong ini.
Beulangong adalah sebutan untuk kuali yang berukuran besar. Selain itu masakan ini hanya boleh dimasak oleh para pria.
Makanan ini biasa disajikan ketika terdapat peringatan hari-hari besar Islam seperti tahun baru Islam, Maulid Nabi, lebaran, atau hari pernikahan.
7. Kue Keukarah
Kue keukarah atau kue karah adalah salah satu makanan tradisional khas Aceh yang masih bertahan hingga saat ini.
Makanan yang memiliki tekstur renyah dan rasa yang manis ini sangat cocok dinikmati bersama secangkir kopi khas Tanah Rencong.
Jika dilihat sekilas, makanan ini terlihat mirip dengan bongkahan bihun kering coklat yang berlapis-lapis. Dan memang kue ini terbuat dari bahan yang sama dengan bihun, yaitu tepung beras.
Kue keukarah memiliki warna yang lebih gelap dengan aroma karamel yang khas. Warna coklat tersebut muncul dari gula pasir yang ditambahkan ke dalam adonan.
Itulah kue keukarah yang menjadi salah satu makanan yang turut memperkaya kuliner kue tradisional Indonesia.
8. Kue Timpan
Satu lagi kue tradisional yang berasal dari Tanah Rencong, yakni kue timpan. Timpan ini memiliki bahan dasar yang sama (pisang raja) seperti getuk pisang jajanan tradisional Jawa Timur.
Kue ini termasuk dalam jenis jajanan kue basah yang berbahan dasar ketan dan pisang raja. Di dalamnya terdapat isian seperti srikaya atau parutan kelapa.
Kue timpan ini biasa dihidangkan pada hari-hari besar Isalm seperti lebaran dan peringatan Maulid Nabi.
9. Meuseukat
Selain Garut yang terkenal dengan dodol Garutnya, Aceh juga mempunyai jenis pangananan tradisional yang menyerupai dodol nanas bernama meuseukat.
Terdapat hal yang unik dari panganan ini, dodol ini dapat dihias dengan bermacam bentuk dan ukiran yang cantik dan detail. Bentuk dan ukiran tersebut dapat berbentuk pintu rumah Aceh, bunga mawar atau bentuk dan ukiran lainnya.
Dodol yang memiliki warna putih gading ini mempunyai tekstur yang lunak dan kenyal. Warna putih meuseukat berasal dari tepung terigu. Sedangkan warna kekuningan berasal dari buah nanas. Makanan ini memiliki citarasa yang manis dan legit sama seperti colenak jajanan khas Bandung yang terbuat dari tapai.
10. Mie Aceh
Siapa yang tidak mengenal mie yang satu ini? Mie Aceh adalah kudapan mie pedas khas Serambi Mekah. Bahan utamanya adalah mie kuning tebal dengan irisan daging kambing, daging sapi, atau makanan laut seperti udang dan cumi.
Mie ini biasanya disajikan dalam sup sejenis kari yang gurih dan pedas.
Terdapat tiga jenis mie Aceh, yakni:
- Didoreng (dimasak dengan cara digoreng)
- Ditumis (dimasak dengan ditambahkan sedikit kuah)
- Dengan kuah (sup).
Dalam penyajiannya, mie Aceh biasa disajikan dengan ditaburi bawang goreng, potongan bawang merah, emping (kerupuk melinjo), mentimun, dan jeruk nipis.
11. Roti Canai
Roti canai adalah makanan tradisional Aceh yang sudah sangat terkenal dibanyak daerah, terutama di kota-kota besar. Makanan ini pada dasarnya adalah makanan yang terpengaruhi oleh makanan India.
Selain dikenal sebagai roti canai roti ini juga dikenal dengan nama roti maryam. Rotinya berbentuk bulat dan pipih, dan memiliki rasa yang tawar. Dimasak dengan cara dibakar atau dipanggang.
Roti ini biasanya dihidangkan bersama kari, atau makanan berkuah pekat kental yang mengandung santan.
12. Sie Reuboh
Secara harfiah Sie Reuboh atau Tie Reuboh memiliki arti “daging rebus”. Karena memang makanan ini terbuat dari daging kambing, daging sapi, atau daging kerbau yang direbus bersama berbagai bumbu rempah. Bumbu rempah tersebut antara lain, bawang merah, bawang putih, cabai merah, cabai rawit dan merica.
Tampilannya memang sangat sederhana. Potongan daging rebus yang digenangi minyak cokelat kemerahan. Tetapi soal rasa, pedas, asam dan gurihnya makanan tradisional Aceh ini membuat siapa saja ketagihan!
Minuman Tradisional Aceh
1. Kopi Aceh
Mengkonsumsi kopi adalah satu tradisi turun temurun masyarakat Aceh yang masih sangat terjaga hingga hari ini. Gayo dan Ulee Kareng adalah daerah pusat produksi kopi sejak jaman penjajahan Belanda.
Kopi Gayo yang termasuk jenis Kopi Arabika, kopi ini dikategorikan sebagai kopi premium kelas dunia. Sedangkan Kopi Ulee Kareng yang termasuk jenis kopi Robusta adalah kopi yang dihasilkan dari Kecamatan Ulee Kareng.
Masyarakat Aceh memang tidak dapat dipisahkan dari kopi. Oleh sebab itu, kedai kopi akan banyak ditemui di setiap sudut kota jika anda berlibur ke Tanah Rencong ini. Siang ataupun malam, masyarakat Aceh dari berbagai golongan akan mengisi kedai-kedai kopi untuk bersantai minum kopi.
2. Kopi Sanger
Selain kopi Gayo dan Ulee Kareng, terdapat satu lagi jenis kopi khas Aceh yang juga tak kalah nikmat, yakni kopi Sanger.
Kopi sanger diracik menggunkan campuran kopi hitam dan krimer kental manis yang dicampur gula. Kopi hitamnya sendiri menggunakan kopi arabika atau robusta.
Kopi ini juga dijuluki sebagai cappucino ala Aceh, kopi sanger ini memiliki buih yang melimpah dengan warna kecoklatan khas cappucino pada umumnya.