Pernah merawat ikan cupang hingga bertelur tapi menghilang begitu saja tanpa diketahui penyebabnya? Hal ini mungkin terjadi karena anda belum mengetahui cara merawat anak ikan cupang yang tepat. Tidak hanya anda, dahulu ketika saya masih gemar memelihara ikan cupang, saya pun mengalaminya.
Beberapa kali saya hampir berhasil dalam membudidayakan ikan hias yang satu ini. Akan tetapi gagal total ketika dalam beberapa hari saya mendapati anakan atau burayak ikan cupang yang telah menetas hilang tak bersisa.
Agar hal tersebut tidak dialami oleh anda, terlebih sebagai pemula, mari simak beberapa ulasan yang telah saya buat di bawah ini.
1. Menyiapkan Kolam Pembesaran
Burayak ikan cupang sebaiknya dirawat di dalam kolam, baik kolam yang berbahan dasar semen ataupun tanah liat. Hal ini dikarenakan semakin luas lingkungan burayak, akan semakin baik untuk mengurangi tingkat kepadatan populasi dan menurunkan potensi terjangkitnya penyakit. Berbeda dengan cara merawat ikan guppy yang pada umumnya menggunakan media aquarium pada proses perawatannya.
Sebenarnya bisa saja anda menggunakan media lain seperti aquarium sebagai tempat perawatan dan pembesaran burayak ini. Akan tetapi diperlukan aquarium yang berukuran besar agar kepadatan populasi burayak ini tetap teratasi. Tapi mungkin hasilnya akan tetap berbeda jika dirawat di dalam kolam.
Kolam pembesaran ini sebaiknya anda letakkan di dalam rumah. Tujuannya agar terhindar dari berbagai gangguan hewan lain yang mungkin mengacaukan kolam jika diletakkan di luar rumah. Atau terlindung dari gangguan sinar matahari dan air hujan.
Atau jika anda tetap memilih untuk meletakkannya di luar rumah, pastikan kolam tersebut berada di lokasi yang cukup terlindung dari berbagai gangguan sebelumnya. Setelah itu anda bisa menutupnya menggunakan triplek atau kawat ram untuk menjaga kestabilan suhu di dalamnya.
2. Cara Merawat Anak Ikan Cupang Saat Masih Kondisi Telur
Ciri-ciri dari indukan cupang yang siap kawin biasanya ditandai dengan banyaknya buih dipermukaan air yang dibuat oleh indukan jantan. Setelah melalui tahap pencampuran indukan dan melakukan proses perkawinan, biasanya perut dari ikan cupang betina akan terlihat membesar.
Tetap perhatikan perut indukan betina, jika perutnya sudah kembali normal, bisa jadi telur-telur tersebut sudah berpindah ke buih-buih yang terdapat di permuakaan air. Buih tersebut biasanya akan terlihat berubah warna sedikit kuning kecoklatan (sudah terisi telur).
Jika sudah demikian, segera angkat dan pisahkan indukan cupang betina pada tempat lain. Pada fase ini biarkan indukan jantan yang menjaga telur-telur yang ada.
Kebanyakan kegagalan terjadi ketika indukan jantan dan betina tetap disatukan dalam satu tempat setelah proses perkawinan/ bertelur. Karena jika demikian, indukan jantan akan memakan telur tersebut dan bukan merawatnya.
Untuk meminimalisir pemakanan telur oleh indukannya, disarankan untuk tetap memberikan pakan selama proses penjagaan dan perawatan telur/ burayak terjadi.
3. Cara Merawat Anak Ikan Cupang Setelah Menetas
Waktu dalam penetasan telur menjadi anakan/ burayak ini berbeda-beda, bergantung pada iklim, kualitas dan suhu pada air. Akan tetapi, rata-rata telur akan menetas dalam waktu 3-5 hari menjadi burayak.
Setelah menetas, anda bisa membiarkan burayak ikan cupang tersebut selama 2-3 hari tanpa diberi pakan. Burayak ini akan mendapatkan nutrisi dari kuning telur yang masih tersedia di tubuhnya.
Langkah selanjutnya yaitu memisahkan indukan jantan dari burayaknya agar burayak tidak habis dijadikan makanan oleh indukannya sendiri. Tetap pantau perkembangan burayak hingga ia dapat berenang dengan lincah layaknya cupang dewasa dan dapat mencari makannya sendiri.
4. Cara Merawat Anak Ikan Cupang Agar Cepat Besar
Selanjutnya yakni cara merawat anak ikan cupang di kolam pembesaran yang sebelumnya telah anda persiapkan.
Di dalam kolam tersebut anda bisa menambahkan tanaman air seperti eceng gondok atau teratai dan diisi menggunakan air rendaman daun ketapang yang sudah didiamkan selama kurang lebih seminggu.
Air dari rendaman daun ketapang ini biasanya akan berwarna coklat bening, dan hal ini sangat baik untuk perkembangan burayak yang sedang dalam masa rentan dalam bertahan hidup.
Akan lebih baik jika di dalam kolam tersebut terdapat tumbuhan lumut yang menjadi sarang bagi plankton-plankton yang bisa dijadikan pakan oleh burayak.
5. Cara Mengganti dan Memperhatikan Kualitas Air
Langkah selanjutnya yakni tetap memperhatikan kualitas air pada kolam. Lakukanlah secara berulang perendaman air ketapang sebelum anda mengganti air dari kolam burayak yang sudah keruh karena kotoran yang banyak.
Anda bisa mengganti air kolam pembesaran ini seminggu sekali, atau jika kondisi air pada kolam sudah terlampau kotor.
Satu lagi yang harus diperhatikan, jangan mengganti air kolam secara keseluruhan. Gantilah air kolam dengan volume setengah dari ukuran air sebelumnya. Hal ini bertujuan agar suhu pada kolam tidak berubah secara drastis.
6. Pakan Anak Ikan Cupang
Pakan pada burayak ikan cupang yang baru menetas pada umur 3-5 hari bisa anda berikan berupa kuning telur yang sudah direbus.
Cara untuk memberikannya pun sangat mudah. Anda hanya perlu menghancurkan kuning telur menggunakan air dan meneteskannya pada kolam dengan menggunakan cottonbud. Hal ini sangat berbeda dengan cara merawat ikan koi yang harus mengimport pakannya langsung dari Jepang.
Teteskan cairan kuning telur tersebut dibeberapa tempat untuk menghindari berdesak-desakannya burayak dalam proses pemberian pakan. Selain itu, jangan terlalu berlebihan dalam memberikan cairan kuning telur ini. Karena jika terlalu banyak, akan mengakibatkan air kolam menjadi cepat keruh dan kotor.
Jika burayak sudah berumur di atas satu minggu, anda bisa memberikan pakan lain (pakan hidup) berupa:
- Cacing sutra/ cacing darah
- Infusoria
- Kutu air
- Microworm
- Artemia
7. Cara Membuat Pakan Anak Ikan Cupang
Selain kuning telur, anda bisa memberikan pakan lain sebagaimana yang telah disebutkan pada sub judul sebelumnya. Jenis pakan ini sangat baik diberikan kepada burayak cupang maupun cupang dewasa.
Tak usah bingung bagaimana cara mendapatkan jenis-jenis pakan tersebut, karena anda dapat membuatnya/ membudidayakannya sendiri di rumah, berikut adalah beberapa jenis pakan dan bagaimana cara membuatnya:
7.1. Infusoria
Infusoria adalah organisme sejenis alga yang biasa ditemukan di permukaan air yang menggenang dan mengandung bahan organik seperti danau, sawah, got, dll.
Jenis pakan ini, selain bisa dibudidayakan sendiri, anda bisa mendapatkannya di toko ikan, via online ataupun COD.
Tetapi apabila anda ingin membudidayakannya sendiri, caranya cukup terbilang mudah.
- Siapkan tempat (bisa menggunakan botol bekas air mineral ukuran 1,5 liter yang dipotong bagian atasnya).
- Isi 3/4 tempat yang sudah disiapkan tadi dengan air.
- Cari bibit infusoria di got, sawah, danau, dll. Hindarkan bibit tersebut dari sinar matahari. Disarankan untuk mencarinya pada pagi hari.
- Siapkan bahan makanan untuk infusoria berupa sayuran, tempe, dan pelet berjamur. Rebus bahan tersebut hingga menjadi bubur kemudian biarkan hingga membusuk.
- Campurkan air, bibit infusoria dan pakan infusoria di tempat yang sebelumnya telah disiapkan. Kemudian tutup dengan menggunakan kain agar sirkulasi udara tetap terjaga.
- Letakkan pada tempat yang tidak terjangkau sinar matahari selama 3-5 hari hingga muncul bintik-bintik putih (infusoria). Setelah itu anda bisa memanenya.
7.2. Kutu Air
Pada umumnya, kutu air dibagi menjadi 2 jenis yang berbeda; Daphnia dan Moina. Kedua jenis ini termasuk dalam jenis udang renik yang berukuran sangat kecil.
Perbedaan dari Daphnia dan Moina yakni:
- Daphnia: Hidup pada air tawar dengan suhu sekitar 21 derajat celcius, kutu ini berwarna bening atau transparan. Jenis ini adalah yang sering dibudidayakan.
- Moina: Mudah dijumpai pada perairan yang mengandung bahan organik seperti rawa-rawa yang banyak dihuni lumut ataupun kayu yang membusuk, kutu jenis ini berwarna kemerahan.
Langkah-langkah membudidayakan kutu air:
- Langkah pertama yang anda lakukan ketika hendak membudidayakan kutu ini adalah mencari bibit. Anda bisa membeli bibitnya, mencarinya di got yang memiliki genangan air, dan membuatnya sendiri.
- Kemudian siapkan tempat yang memiliki luas tetapi tidak memiliki tinggi yang terlalu tinggi. Sebagai contoh anda bisa menggunakan baskom.
- Siapkan bahan lain sebagai penarik kutu air. Bahan yang dimaksud dapat berupa sayuran layu, kotoran ayam, dan air got (pilih salah satu bahan saja).
- Langkah selanjutnya ialah menyiapkan air yang sudah diendapkan dalam beberapa hari. Campurkan semua bahan dalam satu tempat yang sebelumnya telah anda siapkan (baskom). Biarkan selama kurang lebih satu minggu. Kutu air pun siap dipanen.
7.3. Microworm
Sesuai dengan namanya, microworm adalah jenis cacing berukuran micro (sangat kecil) yang bisa kita ternakan sendiri. Cara menernakkan microworm ini sangat mudag, berikut adalah langkah-langkahnya:
- Siapkan bahan makanan untuk microworm berupa nasi atau kentang. Lebih disarankan untuk menggunakan kentang.
- Belah kentang dan rebus hingga setengah matang.
- Biarkan hingga dingin.
- Letakkan kentang barusan di tempat yang terdapat sampah atau di bawah pohon pisang yang lembab selama 1-3 hari. Periksa apakah sudah terdapat telur dari microworm.
- Jika sudah terdapat telur dan tanda-tanda akan membusuk, anda bisa meletakkannya di wadah yang memiliki tutup.
- Tutup rapat dan biarkan selama 2-4 hari hingga kentang membusuk dan terdapat belatung-belatung kecil (microworm).
Baca juga artikel cara merawat kelinci yang bisa anda jadikan referensi manakala hendak memelihara atau berternak kelinci.
Terimakasih. Semoga bermanfaat!