Al-Quran sebagai pedoman hidup umat Islam mencakup berbagai aspek kehidupan, mulai dari akidah, hukum, sejarah, hingga bencana alam. Dalam Al-Quran, disebutkan tentang berbagai fenomena alam, termasuk gempa bumi.
Allah SWT menjelaskan bagaimana gempa bumi dapat menyebabkan kehancuran dan menjadi peringatan bagi manusia. Ayat-ayat Al-Quran mengenai gempa bumi mengandung pesan untuk memperhatikan tanda-tanda kebesaran Allah dan merenungkan agar manusia tidak berbuat kerusakan di bumi.
Seperti yang terjadi belakangan ini, Gempa bumi mengguncang Kabupaten Bandung dengan kekuatan Magnetudo 5.0 pada Rabu (18/9/2024) siang. Namun, bagaimana Islam menggambarkan bencana ini? Adakah Al-Quran yang menyinggung tentang Gempa Bumi?
Beberapa Ayat Tentang Gempa Bumi
Dalam Al-Quran, terdapat beberapa ayat yang menyinggung tentang gempa bumi, baik secara langsung maupun tersirat. Di antara ayat-ayat tersebut, Allah SWT menggambarkan bencana gempa yang menghancurkan dan memusnahkan kaum yang durhaka. Ayat-ayat ini menyampaikan pesan agar manusia memetik pelajaran dari kejadian tersebut dan tidak melanggar aturan Allah SWT.
Surah Al-Ankabut Ayat 37
فَكَذَّبُوْهُ فَاَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ فَاَصْبَحُوْا فِيْ دَارِهِمْ جٰثِمِيْنَ
Artinya: “Namun mereka mendustakannya (Syu’aib), maka mereka ditimpa gempa dahsyat, lalu mereka pun tewas bergelimpangan di tempat tinggal mereka.” (QS. Al-‘Ankabut: 37)
Tafsir dan makna ayat menurut Kemenag RI:
Ayat ini turun untuk umat Nabi Syu-‘aib yang durhaka dan tidak menerima nasihat Nabi Syu-‘aib yang menyuruh mereka untuk menyembah Allah Swt. Mereka malah mendustakan nasihat Nabi Syu-‘aib. Kemudian, berlakulah sunah Allah. Ketika mereka dengan terang-terangan mengingkari Syu-‘aib setelah diberi peringatan berulang-ulang, maka tibalah waktunya Allah mengazab mereka. Bumi tempat kediaman mereka diguncang gempa yang menggetarkan dan menghancurkan tanah kediaman mereka. Mereka lalu mati jungkir balik dan ditelan bumi, tanpa bergerak lagi. Cerita lebih lengkap tentang Nabi Syuaib telah disebutkan pula oleh Tuhan dalam ayat-ayat lain, yaitu pada QS Al-A’raf: 88-93, QS Hud: 87-94, dan QS Asy-Syu’ara’: 176-190.
Surah Al-A’raf Ayat 78
فَاَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ فَاَصْبَحُوْا فِيْ دَارِهِمْ جٰثِمِيْنَ
Artinya: “Lalu datanglah gempa menimpa mereka, dan mereka pun mati bergelimpangan di reruntuhan mereka.” (QS. Al-A’raf: 78)
Tafsir dan makna ayat menurut Kemenag RI:
Setelah mereka (orang-orang yang menyombongkan diri) menantang Nabi Saleh dengan menuntut azab Allah yang dijanjikan, maka Allah membela Rasul-Nya dan pengikut-Nya. Ayat ini menerangkan azab Allah yang diturunkan kepada mereka berupa gempa dan petir yang dahsyat yang menggetarkan jantung manusia, mengguncangkan Bumi bagaikan gempa besar yang menghancurkan semua bangunan, sehingga mereka semuanya binasa. Tentulah petir tersebut tidak seperti biasa, tetapi petir yang luar biasa yang khusus ditimpakan kepada mereka sebagai azab atas kedurhakaan kaum tsamud.
Surah Al-A’raf Ayat 155
وَاخْتَارَ مُوْسٰى قَوْمَهٗ سَبْعِيْنَ رَجُلًا لِّمِيْقَاتِنَا
Artinya: “Musa memilih tujuh puluh orang dari kaumnya untuk memohon ampun. Ketika gempa menimpa mereka, Musa berkata, ‘Ya Tuhanku, jika Engkau kehendaki, Engkau bisa saja membinasakan mereka dan aku sebelumnya.’” (QS. Al-A’raf: 155)
Tafsir dan makna ayat menurut Kemenag RI:
Nabi Musa memilih tujuh puluh orang dari pemuka kaumnya yang terbaik untuk memohon tobat kepada Allah di Bukit Sinai. Namun sesampainya di tempat itu, mereka (yang berbuat keburukan) menyatakan tidak akan beriman kepada Musa sampai dia memperlihatkan kepada mereka Tuhan yang pernah berbicara kepadanya. Ketika itu mereka ditimpa gempa bumi yang dahsyat, sampai mati semuanya, dan Nabi Musa memohon kepada Allah sambil menengadahkan diri. Perbuatan mereka membuat patung anak sapi dan menyembahnya itu adalah suatu cobaan dari Allah untuk menguji mereka, siapa yang sebenarnya kuat imannya dan siapa yang masih ragu-ragu. Orang yang lemah imannya itulah yang mengikuti Samiri dan menyembah patung anak sapi itu, tetapi orang yang kuat imannya tetap dalam keimanannya.
Surah Al-Zalzalah Ayat 1
اِذَا زُلْزِلَتِ الْاَرْضُ زِلْزَالَهَاۙ
Artinya: “Ketika bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat.” (QS. Al-Zalzalah: 1)
Tafsir dan makna ayat menurut Kemenag RI:
Ayat ini menunjukkan tentang dahsyatnya kejadian gempa bumi pada saat itu. Ayat ini dimaksudkan untuk menarik perhatian orang-orang kafir agar memikirkan dan merenungkannya. Seakan-akan dikatakan kepada mereka bahwa apabila bumi sebagai benda padat bisa bergeletar dengan dahsyat pada hari itu, maka mengapa mereka sendiri tidak mau sadar dari kelalaian dengan meninggalkan kekafirannya?
Surah Al-Waqiah Ayat 4
اِذَا رُجَّتِ الْاَرْضُ رَجًّاۙ
Artinya: “Apabila bumi diguncangkan dengan sekuat-kuatnya.” (QS. Al-Waqiah: 4)
Tafsir dan makna ayat menurut Kemenag RI:
Ayat ini menjelaskan bahwa pada hari kiamat nanti akan ada gempa bumi yang sangat dahsyat dengan guncangan-guncangan yang hebat di segenap pelosok Bumi. Gempa ini akan menghancurkan benteng-benteng dan gunung-gunung, merobohkan rumah-rumah dan bangunan-bangunan, serta apa saja yang terdapat di permukaan Bumi.
Surah Al-Mulk Ayat 16
ءَاَمِنْتُمْ مَّنْ فِى السَّمَاۤءِ اَنْ يَّخْسِفَ بِكُمُ الْاَرْضَ
Artinya: “Apakah kalian merasa aman bahwa Dia yang di langit tidak akan menjungkirkan bumi bersama kalian?” (QS. Al-Mulk: 16)
Tafsir dan makna ayat menurut Kemenag RI:
Dalam ayat ini, Allah Swt memperingatkan orang-orang kafir tentang azab yang akan menimpa mereka, apabila mereka tetap bertahan dalam kekafiran. Peringatan ini diberikan-Nya karena orang-orang kafir seakan-akan merasa akan bisa terhindar dari siksa Allah yang akan ditimpakan kepada mereka, bahkan mereka merasa telah mendapat rahmat, yaitu kesenangan duniawi yang sedang mereka rasakan. Tanda-tanda kekafiran itu terlihat pada sikap, tindakan, dan tingkah laku mereka.
Semoga bermanfaat, sampai jumpa di artikel Bukan Arjuna lainnya!
Sumber gambar: Freepik